watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KISAH DIWARTEG

Nama saya Heru, saat itu saya berumur 25 tahun,
telah berkeluarga dengan istri bernama Meri, serta
telah dikaruniai dua orang anak yang pertama
berumur 3 tahun dan kedua berumur 1 tahun.
p> Cerita ini bermula dari kebiasaan saya yang sering
nongkrong di warteg di komplek tempat saya
tinggal pada waktu santai.
Pemilik Warteg itu adalah sepasang pengantin
baru yang baru 7 bulan menikah. Penjaganya
adalah istri dari pengantin baru tersebut yang
bernama Diana, sedangkan suaminya adalah
seorang sopir bus AKAP, yang sering bertugas
sampai berhari-hari baru pulang dan bernama
Juanda. Saya dan istri sayapun kenal baik dan
akrab dengan mereka.
Pada suatu hari yang telah saya lupa tanggalnya
saya kembali nongkrong di Warteg itu yang pada
saat itu suasana sudah mulai sepi karena hari
sudah menjelang malam. Pada saat itu Diana
sedang berkemas-kemas untuk menutup
wartegnya. Saya lalu mengajak Diana mengobrol
sambil dia berkemas-kemas.
“Kok sendirian Yan?” tanya saya. (Saya
memanggilnya Dian/Yan)
“Iya nih Kak, Kak Juandanya tadi pagi baru
berangkat!”
“Kemana?”
“Katanya hari ini tujuan Jakarta, dan sampai 8 hari
baru bisa pulang,” katanya.
“Oh ya Kak saya tinggal dulu ya, mau mandi,
habis dari tadi rame sih belum sempat mandi,”
katanya lagi. Lalu Diana masuk ke dalam
rumahnya untuk mandi.
Setelah setengah jam Diana keluar lagi dengan
rambut yang masih basah, dan memakai daster
yang membuat saya menahan napas karena
kalau kena lampu kelihatan BH dan CDnya yang
menerawang dari balik daster yang dipakainya,
serta membawa secangkir kopi untukku, dan
duduk di kursi yang ada di depanku. Harum
sabun mandi yang dipakai saat mandi masih
tercium saat Diana duduk, dan ini membuat nafsu
saya agak tergugah dan tongkol saya mulai
ngaceng.

“Diminum Kak kopinya,” katanya mempersilakan.
“Terima kasih,” jawabku sambil menghirup kopi
yang disuguhkan.
“Apa enggak takut ditinggal sendirian,” tanyaku
memulai obrolan.
“Ya enggaklah, kan tetangga di sekitar sini baik-
baik Kak?” jawabnya.
Lalu obrolan kami terus berlanjut dan haripun
bertambah malam. Karena suasana yang mulai
sepi saya mencoba memancingnya dengan
obrolan yang dapat membangkitkan gairah.

“Yan kamu nggak kesepian ditinggal suamimu
berhari-hari gini?”
“Mau gimana lagi Kak, namanya juga tuntutan
pekerjaan”
“Kasihan! Masa pengantin baru ditinggal
kedinginan kaya gini”
“Ih, siapa lagi yang kedinginan?” jawabnya agak
centil.
Merasa ada respon sayapun tambah semangat.
“Ya kan kasihan, orang pengantin baru itu
biasanya kan kalau tidur selalu berpelukan biar
tidak kedinginan”
“Siapa bilang kalau pengantin baru itu kalau tidur
selalu berpelukan?”
“Buktinya kakak semasa pengantin baru selalu
tidur berpelukan.”
“Enak dong Mbak Meri selalu tidur dipeluk kakak”
“Ya begitulah, kalau kamu mau, saya juga mau
tidur pelukin kamu,” kata saya sambil bercanda.

“Ih kakak ini Piktor (pikiran kotor) deh”
“Emang Mbak Meri boleh kakak tidur pelukin
cewek lain?” sambungnya.
“Ya jangan ketahuan dong,” jawabku, sambil aku
memandang wajah cantiknya dan menanti
responnya.
Diana lalu memandangku dengan tatapan yang
menggoda.
“Kalau kakak tidur pelukin saya dan ketahuan
Mbak Meri gimana hayoo?”
“Nggak mungkin ketahuan kalau kamu mau,”
pancingku sambil bergeser duduk disampingnya,
dan kugenggam tangannya yang tampak
bergetar, dan ternyata Diana diam saja.
“Jangan disini Kak nanti ada orang lihat,” katanya.
Karena mendapat angin aku mengajak Diana
masuk ke dalam rumahnya. Begitu masuk ke
dalam rumahnya saya langsung menutup pintu
dan memeluk Diana dari belakang. Semula dia
menolak dengan alasan takut ketahuan. Aku yang
sudah dikuasai nafsu terus merayu Diana yang
masih ragu. Aku sudah tidak peduli apa-apa lagi
kecuali menikmati tubuh Diana yang cantik ini.

Aku membalikkan tubuh Diana dan langsung
melumat bibirnya yang sexy itu.
www.ceritaindo.sextgem.com “Mmhh,” desah Diana.
Aku terus menyerangnya dengan bergairah.
Tangankupun tak tinggal diam, aku meremas
buah dadanya yang montok dari balik dasternya.
“Mmhh Kak,” desahnya yang mulai terangsang.
Aku lalu membopong tubuh Diana ke kamarnya
yang ditunjuk Diana dan merebahkannya di
ranjang yang merupakan ranjang pengantin
Diana. Lalu aku berdiri dan membuka baju dan
celana panjangku agar tidak kusut, dan yang
tertinggal hanya celana dalamku.
tongkolku yang dari tadi ngaceng tampak
menonjol di balik CDku. Lalu aku mendekati Diana
yang terbaring diranjang sambil memandangku.

Aku kembali mengulum bibirnya yang sexy itu
sambil tanganku mengelusi pahanya yang putih.
Diana menyambut ciumanku dengan bernafsu.
Setelah puas aku melanjutkan ciumanku ke
lehernya yang jenjang dan secara perlahan-lahan
aku membuka dasternya, dan dilanjutkan dengan
BH dan CDnya. Kini tubuh Diana yang mulus
terpampang pasrah di ranjang. Kemudian aku
menciumi buah dadanya yang kiri sedangkan
tanganku meremas buah dadanya yang kanan.
“Aww… geli Kak,” rintihnya yang membuat aku
tambah bersemangat.

“Buah dada kamu bagus Yan” kataku.
“Emang punya Mbak Meri jelek ya?” tanyanya
menggodaku.
“Bagusan punya kamu” kataku merayunya.
“Aahh enak Kak, terus Kak, isap Kak yang kuaat”
rintihnya.
Setelah puas dengan buah dadanya ciumanku
aku lanjutkan ke bawah menyusuri perutnya
yang ramping terus ke bawah hingga menyentuh
bulu bulu halus diatas memiawnya. Lalu aku
mulai menjilati memiawnya yang telah basah
oleh cairan birahi.
“Aahh enak Kak, diapain Kak memiawku,”
rintihnya.

“Terus Kak aahh!! Enak sekali Kak, Kak juanda tidak
pernah mau begini Kak aahh!!” rintihnya lagi.
Sesaat kemudian Diana menekan kepalaku
semakin dalam di memiawnya, dan ternyata dia
mendapat orgasmenya yang pertama. Kemudian
aku naik untuk mencium bibirnya kembali dan
disambut dengan buas oleh Diana.
“Enak nggak Yan?” tanyaku.
“Enak sekali Kak,” jawabnya
“Emang Juanda nggak pernah ya?”
“Enggak Kak, jijik katanya”
“Tolol sekali dia,” batinku.
“Buka dong Kak CDnya”
“Diana dong bukain”
“Ih Kak Heru manja deh,” katanya sambil
membuka CDku.

tongkolku yang sudah tegang dari tadi langsung
meloncat keluar begitu CD ku diturunkan oleh
Diana. Tampak Diana terbelalak melihat tongkolku.
“Besar sekali Kak,” katanya kaget.
“Emang punya suamimu kecil ya?” tanyaku.
“Paling setengah dari punya kakak,” katanya
sambil meremas tongkolku.
“Aahh enak Yan” desahku
“Enak nggak Kak tongkol sebesar ini masuk
dimemiawku nanti?” tanyanya.
Aku tersenyum sambil mengangguk.
“Jilati Yan” pintaku.
Lalu Diana menunduk untuk mencium tongkolku
yang super menurutnya.

“Aahh enak, enak Yan jilati terus Yan aahh!!”
rintihku.
Lalu Diana memasukkan tongkolku ke dalam
mulutnya, dan mengulum tongkolku. Tampak
Diana kesusahan mengulum tongkolku yang
besar didalam mulutnya. Setelah beberapa saat
aku menarik Diana keatas dan membaringkannya
secara telentang. Diana mengerti dan segera
membuka pahanya lebar lebar. Aku segera
mengarahkan tongkolku dan menyentuh lobang
memiawnya yang semakin banjir oleh cairannya.

“Lambat-lambat Kak, aku belum pernah dimasuki
tongkol sebesar itu” pintanya.
Aku tersenyum memandangnya sambil
mengangguk.
“Aaww… Kak, sakit Kak aahh!!”
Aku menghentikan dorongan pantatku dan
mendiamkannya sejenak. Setelah Diana tenang
kembali aku mendorong laju tongkolku ke dalam
memiawnya.
“Aaww Kak enak!! Terus Kak enak, tongkol kakak
enak Kak, aawwuuhh enak tongkol kakak besar
enak,” erangnya dengan liar.
Mendengar itu aku tambah bersemangat untuk
memompa tongkolku didalam memiawnya.

Kemudian aku memeluknya sambil berbisik
ditelinganya,
“Enak nggak tongkol kakak?”
“Oohh enak sekali Kak, tongkol kakak enak sekali,
besar panjang sampai sesak memiaw diana”
racaunya dengan Vulgar.
Mendengar itu aku terpancing untuk melayani
racau Vulgarnya.
“Enak mana tongkol kakak dengan tongkol
suamimu?” tanyaku.
“Lebih enak tongkol kakak, tongkol kakak tiada
duanya oohh!! Aahh” rintihnya.
“memiaw kamu juga enak, legit juga sempit
sepeti perawan” kataku.
Mendengar itu Diana lalu bertanya,
“Enakan mana memiaw Diana dengan memiaw
Mbak Meri aaww!! Oohh!!”
“Sama sama enak, tapi lebih enak punya Diana
karena masih sempit,” jawabku sambil terus
memompa tongkolku.

Tak lama kemudian aku merasa akan segera
meledak begitu juga dengan Diana.
“Aahh aku mau keluar Yan”
“Diana juga Kak”
“Kita keluarkan sama sama Yan, aahh!! Oohh
keluarkan dimana Yan?”
“Keluarkan didalam saja Kak aahh,” jerit panjang
Diana, lalu akupun menyusul.
“Aahh!!” jeritku sambil memeluk erat Diana.
Kemudian kami berdua terkulai lemas setelah
pertempuran panjang itu. Aku mencium kening
Diana lalu mengecup bibirnya.
“Terima kasih Yan”
“Sama-sama Kak”
Lalu aku segera turun dari ranjang dan berpakaian
karena tanpa terasa jam sudah menunjukkan
pukul 23.00 WIB. Sebelum pulang aku kembali
menghampiri Diana yang masih tergolek lemas di
ranjang dan melumat bibirnya, sambil berjanji
untuk mengulanginya.
Setelah dirumah ternyata istri dan anak-anak telah
tidur.

Dan pada saat suami Diana tak ada di rumah
kamipun kembali melakukannya, baik di
rumahnya maupun di hotel, sampai suami Diana
berhenti dari pekerjaanya, karena Diana telah
melahirkan bayi dan harus merawat bayinya.
Sampai saat ini saya dan Diana masih tidak dapat
memperhitungkan sebenarnya bayi yang
dilahirkannya itu merupakan benih dari siapa,
apakah benih dariku atau suaminya, karena kalau
dilihat secara teliti wajah sang bayi sangat mirip
suaminya tetapi badan si bayi sangat mirip
denganku. Namun demikian masalah ini sampai
sekarang tidak pernah dipermasalahkan oleh
suami Diana sehingga perselingkuhanku dengan
Diana tidak pernah terbongkar dan kami dua
keluarga tetap bersahabat dan tetap akrab.


Adult | GO HOME | Exit
1/3369
U-ON

inc Powered by Xtgem.com